Gambaran Klinis
1. Masa inkubasi biasanya berkisar antara 4 – 7 hari
2.
Demam : Penyakit ini didahului oleh demam tinggi yang mendadak, terus
menerus berlangsung 2 – 7 hari. Panas dapat turun pada hari ke-3 yang
kemudian naik lagi, dan pada hari ke-6 atau ke-7 panas mendadak turun.
3.
Perdarahan ini terjadi di semua organ. Bentuk perdarahan dapat hanya
berupa uji Tourniquet (Rumple Leede) positif atau dalam bentuk satu atau
lebih manifestasi perdarahan sebagai berikut: Petekie, Purpura,
Ekimosis, Perdarahan konjungtiva, Epistaksis, Pendarahan gusi,
Hematemesis, Melena dan Hematuri. Petekie sering sulit dibedakan dengan
bekas gigitan nyamuk. Untuk membedakannya regangkan kulit, jika hilang
maka bukan petekie. Uji Tourniquet positif sebagai tanda perdarahan
ringan, dapat dinilai sebagai presumptif test (dugaan keras) oleh karena
uji Tourniquet positif pada hari-hari pertama demam terdapat pada
sebagian besar penderita DBD. Namun uji Tourniquet positif dapat juga
dijumpai pada penyakit virus lain (campak, demam chikungunya), infeksi
bakteri (Typhus abdominalis) dan lain-lain. Uji Tourniquet dinyatakan
positif, jika terdapat 10 atau lebih petekie pada seluas 1 inci persegi
(2,5 x2,5 cm) di lengan bawah bagian depan (volar) dekat lipat siku
(fossa cubiti).
4. Pembesaran hati (hepatomegali)
Sifat pembesaran hati:
- Pembesaran hati pada umumnya dapat ditemukan pada permulaan penyakit
- Pembesaran hati tidak sejajar dengan beratnya penyakit
- Nyeri tekan sering ditemukan tanpa disertai ikterus.
5. Renjatan (syok)
Tanda-tanda renjatan:
- Kulit teraba dingin dan lembab terutama pada ujung hidung, jari tangandan kaki
- Penderita menjadi gelisah
- Sianosis di sekitar mulut
- Nadi cepat, lemah, kecil sampai tak teraba
- Tekanan nadi menurun, sistolik menurun sampai 80 mmHg atau kurang.
Sebab renjatan: Karena perdarahan, atau karena kebocoran plasma ke daerah ekstra vaskuler melalui kapiler yang terganggu.
6. Trombositopeni
• Jumlah trombosit 100.000/•l biasanya ditemukan diantara hari ke 3 – 7 sakit
• Pemeriksaan trombosit perlu diulang sampai terbukti bahwa jumlah trombosit dalam batas normal atau menurun.
• Pemeriksaan dilakukan pada saat pasien diduga menderita DBD, bila normal maka diulang tiap`hari sampai suhu turun.
7. Hemokonsentrasi (peningkatan hematokrit)
Peningkatnya
nilai hematokrit (Ht) menggambarakan hemokonsentrasi selalu dijumpai
pada DBD, merupakan indikator yang peka terjadinya perembesan plasma,
sehingga dilakukan pemeriksaan hematokrit secara berkala. Pada umumnya
penurunan trombosit mendahului peningkatan hematokrit. Hemokonsentrasi
dengan peningkatan hematokrit • 20% (misalnya 35% menjadi 42%: 35/100 x
42 = 7, 35+7=42), mencerminkan peningkatan permeabilitas kapiler dan
perembesan plasma. Perlu mendapat perhatian, bahwa nilai hematokrit
dipengaruhi oleh penggantian cairan atau perdarahan. Penurunan nilai
hematokrit • 20% setelah pemberian cairan yang adekuat, nilai Ht
diasumsikan sesuai nilai setelah pemberian cairan.
8. Gejala klinik lain
•
Gejala klinik lain yang dapat menyertai penderita DBD ialah nyeri otot,
anoreksia, lemah, mual, muntah, sakit perut, diare atau konstipasi, dan
kejang
• Pada beberapa kasus terjadi hiperpireksia disertai
kejang dan penurunan kesadaran sehingga sering di diagnosis sebagai
ensefalitis
• Keluhan sakit perut yang hebat sering kali timbul mendahului perdarahan gastrointestinal dan renjatan
harapannya sih gak kena nih penyakit, pasti ujung-ujungnya biaya berobat
BalasHapus