Suatu hari waktu baru lulus kuliah seorang keluarga di kampung menderita sakit gigi. Sebagai seorang Apoteker yang katanya Ahli Obat saya menganjurkan minum analgetik. Diapun membeli Asam Mefenamat sesuai anjuran saya. Maklum saat itu Ponstan lagi keren sebagai obat sakit gigi yang kontan menyembuhkan obat. Untuk menekan harga saya anjurkan aja beli Asam Mefenamat.
Sekitar setengah jam setelah minum obat ternyata sakit giginya belum sembuh juga. Wah payah nich sang apoteker memberi obat ga sembuh-sembuh ujarnya.
Paman sayapun menganjurkan tuk membeli obat di Apotek paling terkenal di kotaku. Setelah minum obat tersebut keluargakupun sembuh. Akhirnya terjadi dialog antara Apoteker baru dengan Pamannya
P : "Saya khan sudah bilang Apotek tersebut obatnya manjur liat saja hasilnya....
A : Boleh saya lihat obatnya? he he he
P : Nich liat aja langsung. Harganya cuma 20 ribu langsung sembuh, tanpa perlu ke dokter gigi yang biayanya mahal. Inilah obat sakit gigi paling manjur
Setelah melihat obatnya sayapun geleng-geleng kepala melihat obat tersebut. Bagaimana tidak sembuh untuk membunuh serangga digunakan bom begitu ujar saya. Obat yang diberikan adalah Asam Mefenamat, Natrium Diklofenak, Amoksisilin, plus Deksametasone. Yang paling parah masing-masing obat tersebut hanya 5 biji. Mungkin ini terkait strategi pemasaran agar tetap dianggap murah walaupun sebenarnya mahal. Penggunaan antibiotik dan analgetik plus anti inflamasi memang umum digunakan dokter gigi. Soalnya Analgetik plus Antibiotik memang dapat meningkatkan efek anlgetik. Tapi petugas Apotek yang "maaf" mungkin hanya lulusan SMA dengan mudahnya menjual obat daftar G tanpa resep plus tidak tepat dosis. Kalau Amoksisilin cuma lima biji, ini bisa memicu terjadinya resisten Antibiotik. Kita hanya bisa berharap suatu saat Apoteker bisa bekerja sesuai dengan keahliannya sebagai drug informer. Amin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Tolong Tinggalkan Kritik, Saran untuk perbaikan Blog Ini. Terima Kasih Atas Kunjungan Anda